Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

" DUA SISI DI BALIK CINTA "


Dua Sisi Di Balik Cinta
Cinta mempunyai sisi
Yang satu kesabaran dan yang lain nafsu


Sebab cinta adalah suatu yang nyala.


Setiap manusia harusnya mampu untuk memberikan menerima apa yang disebut kasih sayang, walau masing-masing cara dan bentuknya berbedah. Kasih sayan ataupun  cinta kasih adalah sebuah anugerah dari UGATAME  pada ciptaanNYA.
 Hal ini merupakan sebuah contoh pula dari UGATAME untuk ditiru dan yang harus diberikan oleh kita pada makhluk lain. Entah itu sesama manusia, hewan bahkan untuk alam yang ada di sekitar kita, yang hidup berdampingan dengan manusiapun harus kita perhatikan.
Memang kasih sayang pertama adalah ketika seorang anak lahir diperkenalkan pada ibunya, demikian pula sebaliknya. Seorang anak di awal kehidupannya mengenal kasih sayang seorang ibu, bahkan ada pula yang bukan ibu kandungnya, UGATAME yang membisikan dan mengarahkan, naluri yang mengajarkan. Yang jelas tentu kasih sayang dari orang tua agak sulit untuk diragukan lagi.
Lihatlah seekor anjing dengan kasih sayangnya menjilati anaknya yang baru lahir .siapa yang mengajarkan, demikian pula burung menyuapi anaknya dengan paruhnya,siapa pula yang mengarahkannyan, Bahkan alampun layak mendapat curahan kasih sayang.Tengoklah pada tanaman yang kita pelihara dengan penuh perhatian berarti pula dengan kasih sayang, tentu akan memberi hasil yang memuaskan. 
Berbeda dengan lingkungan yang tidak mendapat perhatian maka akan terasa suasana hampa dan kumuh yang tentu menimbulkan bermacam-macam masalah
 anak manusia kumuh, binatang yang kurus kering dan tanamanpun tampak kering kerontong, berarti mereka juga memiliki kepekaan. Apalagi kita sebagai manusia tentu harus lebih peka lagi tentang kasih sayang. Namun sebagai manusia pula sering ada yang menyalah gunakan kasih sayang yang didapat alias “nglamak” kata orang Jawa. Seperti peribahasa dapat sedapa minta sehasta. Itulah manusia pada umumnya yang kurang mengerti arti kata “terima kasih”.
 Ada pula beberapa kasih sayang dimana harus didampingi dengan kebijaksanaan. Contohnya bila kita memberi kasih sayang kepada seorang anak tanpa bijaksana boleh dikatakan sama dengan memanjakan. Demikian pula dengan orang yang katakanlah kita sayangi, bijaksana kita harus tampakan. Namun manusia harus pula waspada, sebab ada ucapan yang sering kali tampak halus, penuh kasih dan meyakinkan, ternyata ada musliaht dibaliknya laksana musang berbulu domba. Ada seorang calon pemimpin, dia menyebar pengaruh dengan perhatian pada lingkungan. Namun apa yang terjadi sesudah berhasil dia lupa pada janjinya dan lebih mementingkan dirinya sendiri. 

Ada pula yang berperilaku halus namun ternyata tindakan dan yang dikatakan tidak sama. Oleh sebab itu perlu diketahui bahwa cinta dapat mendatangkan kebaikan, tetapi juga keburukan. Ia mendatangkan kebahagiaan tetapi jugapenderitaan. Akhirnya semua kembali kepada kata kebijaksana sebab terlalu menaruh curiga pun tidak benar penting waspadai.

Bila direnungkan kasih sayang yang murni pada manusia dimulai dari kesabarang dan kesederhanaan serta selalu memiliki kata “maaf” selalu bebicara kebenaran dan tidak mementingkan diri sendiri, selalumemiliki toleransi yang tinggi. Selalu memberi harapan serta semangatalau kadang tidak nyata ditampakkan.

Ada cerita tentang kasih sayang aau cinta kasih yang terpaksa terbagi pada seorang anak. Ia dilahrkan oleh sorang ibu namun dibesarkan oleh ibu yang lain. Seakan-akan akhirnya dia harus memilih untuk sebuah kasih sayang yang diperebutkan. Tetapi bukanlah sebetulnya TUHAN ikut berperan disini mengapa hal ini dapat terjadi, sebab TUHAN pula yang menentukan. 
Megapa dia diijinkanNYA diasuh orang lain, tidak ada yang tahu rencana TUHAN. Memang seyogyanya akhrinya si anak mengetahui orant tua asli walau belum tentu dia kembali kepadanya. Kebetulan dia di “adopsi” oleh seorang dari negeri  barat. Setelah dewasa dia datang ke Papua untuk mengenal orang tua yang melahirkan.
 Sudah sewajrnya bila dia tidak dapat memberi kasih sayangnya sama ataupun melebihi kasih sayang dari orang tua yang telah membesarkannya. Bila dipikirkan secara “nalar” tampaknya beban yang melehairkan lebih berat sebab mengandung selama 9 bulan  melahirkan dengan segala kesulitannya. 
Namun bila direnungkan kembali bukankah sebelum mengandung ada unsur sebab akibat dari birahi yang tentunya melalui sebuah kenikmatan. Sedang bagi yang bukan orang tua kandung yaitu orang yang membesarkan dan yang merawat sejak kecil sehingga dewasa tidak kurang pula pengorbanannya. 
Disamping melewati waktu yang lebih lama, tentu dijumpai lebih banyak masalah dan kesulitannya terutama dalam mendidik dan membesarkan. Semua dikerjakan dengan ikhlas, karena memiliki pula kasih sayang dimana UGATAME ikut berperan karena kalau TUHAN tidak mengijinkan semua ini tidak akan terjadi. Disini kebijaksanaan harus di jalankan denga adil sehingga tidak ada kecemburuan.

Penulis pernah membaca bahwa cinta dapat menyenangkan, tetapi dapat pula membenci. Demikian pula cinta dapat memuaskan tetapi dapat pula memuakkan. Perna ada beria si media massa tentang perkawinan sesaat .......... 
“short marriage time bahsa kantorannya”, dimana sang pria menikahi hanya untuk beberapa saat. Yang penting katanya sudah resmi di depan penghulu dan agama, berarti sudah bebas apa yang ingin dilakukan. Disinilah tampaknya agama dipakai untuk menghalalkan segala cara. Wow ........... 

disini dasar cinta sudah berganti dengan uang ......... 
alangkah naifnya. 
Sehingga ada anekdote ada uang abang sayang, tidak ada uang abang melayang. Teringat pula dengan apa yang disebut poligami, asalkan bersih dari apa yang di sebut nafsu, dan asalkan sang pria dapat memberikan kasih sayang seadil-adilnya atau mungkin dikarenakan adanya masalah khhusu yang desetujui pula oleh sang istri pertama. Teringat pada zama Nabi dimana terlalu banyak janda akibat zaman peperangan.
 Kemingkinann hal itu dapatberjalan lancar dengan dibenarkan. Namun bukankah ternyata lebih banyak wanita memiliki perasaan halus, ego yang tinggi .......... sehingga saat ini tidak banyak yang dapat berbagi kasih sayang, tidak mudah untuk menjadikankan malaikat ......... penulispun tidak
Sesudah direnungkan ternyata kasih sayang dan kebajikan yang betul-betul sempurna adalah kebajikan yang dapat dilihat orang buta dan didengar orang tuli. Karena disini nurani yang berbicara untuk perhatian dan kasih sayang. Dan ternyata pula banyak kini manusia yang lebih buta daripada orang buta, dan lebih tuli daripada orang tuli sebabmereka tidak memiliki hati nurani.     



Penulis , yosafat Gobai, mahasiswa kuliah di UNITRI MALANG.

            


Post a Comment

0 Comments